firs time...

Ini adalah titik awal saya jatuh cinta dengan petualangan. Pergi ke satu tempat yang belum pernah saya datangi, memberikan kepuasan sendiri. Dari titik ini pula, saya punya keinginan untuk mengelilingi dunia. (suatu saat nanti, entah kapan)

Saya tidak bisa menggambarkan secara ril apa yang saya rasakan seperti saya bisa menjelaskan bagaimana bentuk gelas. Karena perasaan itu adalah hal yang absurd dan kita hanya bisa menikmatinya saat itu juga. kemudian perasaan itu akan menjadi candu dan mendorong kita untuk terus melakukannya.

***


November 2009
Pertama kalinya saya bepergian jauh dari kampung halaman. Tak ada satupun yang saya khawatirkan. Saya hanya berpikir, "saya akan pergi jauh, dan entah apa yang akan saya dapatkan disana."

Hanya berbekal tas ransel dan uang saku secukupnya saya mulai melangkah kan kaki ke luar rumah menuju bandara Sultan Hasanuddin, Makassar.
Selama perjalanan, saya tidak perlu khawatir kesepian. Soalnya saya bersama dengan dua orang teman yang boleh dikata mereka juga suka dengan jokka-jokka (jalan-jalan,red).

Saya ke Bandara naik taksi. Tiket saya pegang adalah tiket makassar - jakarta - padang take off pukul 17.00 wita. Jadi satu jam sebelumnya saya sudah harus ada di Bandara.

Dari perjalanan ini, banyak hal yang saya dapatkan untuk pertama kalinya. Pertama kali saya masuk ke Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar (saat itu, bandara ini baru beberapa bulan di resmikan). Bangunannya cukup megah, dengan disain arsitektur yang sangat mantap. Orang-orang berlalu lalang baik di loket kedatangan maupun keberangkatan (ramai sekali). Ini karena, bandara ini sudah berstatus bandara internasional.

Pertama kali saya naik pesawat (saat itu, pesawat yang ditumpangi adalah lion air). Check in, menunggu di lobi, bayar uang boarding pass, menunggu persiapan pesawat, berjalan di jembatan antara bandara dan pesawat, duduk dekat dengan jendela, melihat pramugari menjelaskan aturan dan petunjuk keselamatan dengan gaya mereka (melihat pramugari mempraktekkannya dengan gaya mereka, lucu juga).

Pertama kalinya, merasa telinga berdengung akibat perbedaan tekanan antara diluar pesawat dan di dalam pesawat. Saat pesawat itu take off.

Pertama kalinya merasa was-was di atas pesawat. Bagaimana pesawat itu berguncang dan kita berada di atas ketinggian berapa puluh kilometer di atas permukaan laut. Bisa dibayangkan jika pesawat itu jatuh.

Setelah mengalami perjalanan di udara selama dua jam. Akhirnya sampai juga di bandara internasional soekarno hatta, Jakarta. Kalau dibandingkan gaya arsitektur antara hasanuddin dan soekarno hatta, lebih bagus hasanuddin, Cuma, kalau dibandingkan luasnya, lebih luas bandara soekarno hatta.

Dibandara soekarno hatta, kami transit selama dua jam. Selama itu, kami hanya keliling bandara, melihat took-toko yang ada disana sambil ngemil. Setelah capek satu jam kami habiskan hanya untuk duduk dan istirahat. Perjalanan ke padang masih butuh waktu selama dua jam lebih.

Ketemu dengan Abu bakar ba`asyir.

Selama kami menunggu, ternyata di depan tempat kami duduk, tampak sosok yang tidak asing. Soalnya gambarnya sering muncul di tivi dan di Koran-koran. Percaya tidak, kami bertemu dengan abu bakar ba`syir. Orang yang oleh polisi dicurigai sebagai otak dari teroris yang ada di Indonesia.

Selama setengah jam, kami berhadapan, kami hanya melihat gelagatnya. Beberapa orang yang juga sadar akan keberadaannya, mencoba untuk mengambil gambar bersama. Foto bersama. Tidak mau ketinggalan momen juga, saya juga memberanikan diri untuk foto bersama.


Click…click…click…. Dengan kamera digital sony, dan bantuan ajudan dari abu bakar ba`asyir, beberapa gambar berhasil saya ambil dan sesi pemotretan pun selesai. Saya tidak banyak bercerita, tapi cukup foto yang bercerita. Hehehe.

To be continued//

Komentar