Melintasi Bumi Celebes

Perjalanan melintasi bumi celebes

Tak pernah terbayangkan saya bisa mengelilingi empat Provinsi Sulawesi Selatan dalam satu minggu. Percaya atau tidak. Saya telah melakukan perjalanan dari Makassar-Palu-Gorontalo-Manado menggunakan motor, tepatnya motor yamaha jupiter MX.



Saya sendiri tidak bisa membayangkan panjangnya perjalanan yang saya lewati ketika sampai di Manado ibu kota provinsi Sulawesi Utara. Bisa dikatakan, ini perjalanan melintasi bumi celebes.

Saya akan berbagi bagaimana kisah perjalanan yang saya lalui.


Tawaran itu datang begitu saja. Seorang fotografer makassar, fahmi ali, yang juga hobi jalan2 menawarkan ke saya sebuah perjalanan mengelilingi pulau sulawesi. Awalnya, tawaran itu saya anggap biasa dan saya tidak begitu tertarik.

Tapi, entah setan apa yang membisikkan ke telinga saya, sehingga saya menyatakan setuju. Saya pikir, waktu itu adalah musim liburan dan tidak ada salahnya saya menerimanya. Apalagi fisik saya masih mampu. Saya pikir ini adalah kesempatan.

"Ia"
ujarku kala itu.

Saya pun mulai menyusun agenda dan rencana perjalanan. Berapa lama waktu yang akan ditempuh, tempat apa saja yang akan dikunjungi. Berapa budget yang perlu dipersiapkan. Perlengkapan apa saja yang perlu dibawa. Semuanya harus direncanakan dengan matang. jangan sampai ada yang terlewat. Hal ini untuk mengurangi resiko selama perjalanan.

Satu Minggu sebelum Perjalanan.
Berdasarkan pembicaraan sebelumnya,rute telah ditentukan. Kami perkirakan, sampai di Manado tanggal 15 September 2010. dan mulai berangkat tanggal 10 September 2010.
Perlengkapan yang perlu di persiapkan,

1. Jas Hujan (ini adalah hal yang penting, karena saat itu sudah masuk musim hujan).

2. Jaket dua lapis. (Usahakan Jaket yang tebal)

3. Kaos Tangan

4. kaos kaki

5. sandal eiger atau sejenisnya

6. koran bekas untuk melapisi dada

7. helm standar

8. sim c (karena saat itu saya belum punya sim)

9. pakaian dan celana secukupnya (sekedar saran: jangan terlalu banyak membawa pakaian, karena hanya akan membuat berat. )

satu minggu sebelum keberangkatan, semuanya telah saya persiapkan.
tinggal tunggu keberangkatan. saya pun sudah minta izin sana sini, dan menginfokan bahwa saya akan melakukan perjalanan selama satu minggu.

Hari H
Setelah semuanya siap, tibalah hari keberangkatan. Peta yang saya comok dari koran kompas menjadi pemandu perjalanan kami. Peta itu lengkap dengan rute, nama kabupaten hingga nama desa yang akan kami lalui.

Rencananya, kami akan mulai perjalanan jam 11 malam. Dengan memperhitungkan jarak tempuh, maka kami akan sampai di pinrang, salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan pagi harinya.

Dengan ucapan Bismillahirrahmani rahim, saya mulai menyalakan mesin motor, dan melaju dalam dinginnya malam. Satu per satu desa kabupaten kami lalui. mulai dari maros, pangkep, barru sidrap hingga akhirnya sampai di pinrang pukul 4 pagi.

Di Pinrang, rencananya kami akan sarapan pagi di rumah salah satu senior kami, suryana anas. Namun, karena masih terlalu subuh, dan takut mengganggu, maka kami memutuskan untuk tidur sejenak sampai pagi di sebuah mushallah pertamina dekat sana.

Pagi hari baru kemudian ke rumahnya.
Karena saat itu, masih dalam suasana lebaran, maka banyak kue yang ditawarkan. segelas susu dan nasu palekko menambah gairah perjalanan kami. Rasa lelah dan capek perjalanan untuk sejenak terlupakan.

Selain di pinrang, kami juga menyempatkan singgah di sidrap untuk bersilaturahmi. Ada tiga orang yang rencananya kami datangi alias ziarah lebaran. dinar, ria, dan fadli.

namun, dinar kala itu tidak bisa di hubungi, dan fadli ke luar dan reunian dengan teman SMAnya. Sehingga yang berhasil di datangi kala itu, hanya ria.
Disana, kami disuguhi dengan secangkir milo dan kue lebaran. ya... cukuplah untuk bekal selama perjalanan.

Meski rasa ngantuk masih mendera, tapi demi mengejar target waktu, maka perjalanan harus terus di lanjutkan. bertolak dari Sidrap, kami melaju menuju kota majene.

Perjalanan ke majene hampir sama dari makassar ke pinrang. malah lebih. seingatku, waktu itu baru sampai majene jam 6 sore.

Kepalaku terasa berat sekali kala itu. Mungkin karena belum tidur dan perjalanan siang tadi sungguh terik. udaranya sangat panas. beberapa tempat berlobang dan berdebu. karena itu, saya sempat tidak fit.

Makanan tidak bisa masuk ke perut. Seakan sesak dan tertahan di tenggorokan. waktu itu, ayam lalapan yang cukup besar, tak sampai setengahnya masuk. apa boleh buat. bermacam macam pikiran pun sempat muncul dalam benakku. sempat ada ketakutan tidak bisa melanjutkan perjalanan.

Untuk mencegah itu, saya pun meminum bodrex, dicampur antangin jrg dan multivitamin. semuanya masuk ke tubuh. untung saja, saat di Majene, kami menyewa kamar dengan springbed dan selimut. sehingga membuat tidur nyaman dan nyenyak. lelah perjalanan kemudian tak terasa lagi.

esok pagi. sakit kepala yang saya derita tak lagi terasa. meski tenggorokan masih terasa pahit dan perut belum terisi.

saya pun bersyukur. terimakasih ya Allah. engkau masih memberikan aku kesehatan sehingga saya bisa melanjutkan perjalanan ini.

dari majene, jam menunjukkan pukul 6 pagi, saya melanjutkan perjalanan ke Palu. di Palu rencananya saya akan menginap di rumah om nya fahmi. perjalanan kali ini, menyusuri pinggiran pantai, sehingga udara pantai sangat terasa menghempas wajahku.

satu hal juga, selama perjalanan, saya melihat hal yang unik. di depan tiap rumah, terpasang pot dengan model yang sama. juga terpasang hatinya PKK yang seragam. Pikiranku mungkin saja, setiap rumah diwajibkan oleh pemda untuk memasang hal itu.

Menuju Palu
seperti yang saya katakan tadi, perjalanan dari Majene ke Palu, lebih banyak saya menyusuri pinggiran pantai.

ada satu tempat yang menurutku sangat menarik. di tengah perjalanan kami sempat singgah di pinggir jalan. tempat itu, berjejer kedai kedai yang menawarkan kelapa muda. saat saya tanya penjualnya, sudah berapa lama disini. penjualnya malah senyam senyum. saya juga tidak tahu apa maksudnya, apa dia tidak tahu bahasa indonesia, atau baru kali pertama melihat orang seganteng saya. hehehe...

"saya juga tidak tahu"
ujar perempuan dengan rambut sebahu itu.
umurnya nampknya masih seusia adik saya yang kelas 1 sMA.

tapi di tempat itu, ada hal yang lebih menarik. angin sepoi sepoi dari laut ditambah dengan dinginnya es kelapa muda membuat pikiran dan tubuh kembali segar. setengah jam kami berada di tempat itu. kami serasa tidak ingin meninggalkan tempat itu. tapi apa boleh buat. kami harus mengejar waktu.

namun, saat mulai naik ke atas motor, belum beberapa meter, motor kami hentikan. saya juga tidak tahu kenapa fahmi menghentikannya. setelah saya lihat ban motornya. baru saya tahu, ban nya kempes. selain kempes, ban nya juga sudah berubah warna. yang tadinya warna hitam kini berubah jadi biru pucat. ini mungkin karena udara panas dari jalan dan gesekan antara ban dengan jalan yang terlalu lama. mungkin ini pula yang membuat ban nya kempes.

saya mulai was was. soalnya di depan kami akan melewati deretan bukit dan pegunungan. dan bisa dibayangkan jika harus mendorong motor dengan kondisi seperti itu. hahahaha..... Tidakkkkkkk

untung saja tuhan maha pemurah dan maha penyayang. beberapa meter dari tempat kempesnya ban ada tempat tambal ban. disana bukan hanya saya tapi ada juga orang tua yang sedang diganti ban dalamnya. katanya dia telah mendorong motornya dari bawah sampai ketempat itu. (pikirku, hebat juga ini orang, dia melewati tanjakan yang kemiringannya mungkin sampai 10 derajat.). wah salut.

sambil menunggu ban dalam selesai diganti, saya sempatkan baring sejenak di balai balai yang ada di samping tempat tambal ban tersebut. saya hanya meluruskan badanku sejenak. 15 menit sudah. ban pun selesai di ganti. perjalanan akhirnya kami lanjutkan.

sore hari pukul 6. kami telah sampai di ibukota Sulawesi Tengah, Palu.
oh iya, saya belum sempat menceritakan kejadian lain yang menimpa kami.saat di majene, memory kamera yang kami gunakan untuk mengabadikan moment perjalanan kami itu rusak. sehingga tak ada dokumentasi selama perjalanan dari majene ke palu. sayang sekali..

di Palu baru kemudian keliling lagi untuk mencari memori card. setelah beberapa toko di datangi akhirnya dapat juga memori yang sesuai.

seperti perencanaan sebelumnya, kami menginap di rumah om nya fahmi. setelah makan malam, kami tak lagi sempat untuk bercerita ini dan itu. setiap waktu berharga untuk istrahat. bagian belakang dan punggungku terasa tegang dan kaku. tak butuh waktu lama, hanya berbaring sejenak, mataku telah tertutup. dan saya pun terbuai dalam tidur yang lelap.

esok paginya, kami manfaatkan keliling kota palu. melihat kota pemerintahan dan kantor administrasi. melihat gunung dari jauh dan beberapa bangunan yang unik.

Perjalanan Palu Ke gorontalo

perjalanan ini juga cukup jauh. beda dengan hari hari sebelumnya, perjalanan ini memakan waktu yang lama.
tapi sebelumnya kami sempat mendatangi tugu katulistiwa yang diresmikan oleh tri sutrisno.

katanya tugu ini adalah tempat yang dilewati oleh garis katulistiwa. tak cuma kami yang lewat yang ingin mengabadikan moment itu. beberapa orang juga singgah untuk hanya sekadar mengambil foto sebagai kenang kenangan bahwa mereka telah pernah ke tempat itu.

rute ini cukup menantang, karena kami harus melewati jalanan terjal dan gunung. terus menerus melakukan pendakian, dan melewati tempat yang orang orang setempat menjulukinya kebun kopi. saya pikir tempat itu penuh dengan tanaman kopi, tapi ternyata tak satupun saya lihat kebun kopi. Tempat itu sangat sejuk dan cocok ditanami tanaman sayuran. boleh di bilang tempat ini sangat subur.

kami pun melewati pasar sayuran. aneka macam sayuran tersedia disini. mulai dari sawi, tomat, wortel dan semacamnya.

tak lama, menjelang sore hari, kami telah memasuki perbatasan gorontalo dan sulawesi tengah.

untuk pertama kalinya, surat surat dan kelengkapan berkendara di periksa. saya seakan membayangkan situasi perbatasan antar negara. kayak di film-film.
semuanya di periksa. untung saja saya sudah buat Surat IZin Mengemudi untuk kendaraan roda dua. sehingga tak ada lagi rasa was was ketika bertemu dengan polisi di jalan.

perjalanan selama beberapa jam melewati kebun tebu, naik dan turun gunung, membuat merinding. bagaimana tidak, jalan yang saya lalui sangat sepi. hanya satu dua kendaraan yang lewat di jalan itu. lampu motor juga tidak sampai menjangkau tempat jauh ke depan. jalan berlubang dimana mana. seakan memberi sinyal bahwa saya harus pelan pelan.

Tak lama, ada mobil avansa yang lewat. tak mau ketinggalan dan sendiri di jalan, saya mengikuti mobil itu dari belakang. cahaya lampu mobil yang ada di depan cukup membantu penglihatan. selain itu, lobang lobang di jalan mudah untuk di deteksi. ketika mobil itu melambat, sudah pasti di depannya ada lubang. lampu belakang yang berwarna merah menjadi sinyal untuk ku, bahwa di depan ada lubang sehingga saya harus mengerem.

perjalanan malam itu menjadi ajang kejar kejaran antara saya dan mobil itu. mobil itu mungkin juga mengira bahwa kami ingin berbuat sesuatu karena terus mengikutinya, sehingga mobilnya lama kelamaan ngebut. dan ketika jalan lurus saya sudah tidak bisa mengejarnya.

setelah melaju di kegelapan malam selama lima jam, baru kemudian sampai di pertengahan antara palu dan manado. disitulah kami beristirahat dan kembali mencari penginapan. harga penginapan beragam. mulai dari 75 ribu semalam hingga 300 ribu semalam.

waktu itu, kami mengambil yang harga 125 rbu. Di dalamnya telah lengkap dua kasur empuk dan fasilitas kamar mandi.

waktu memang tak terasa dan begitu cepat berlalu. tak terasa kini telah pagi dan itu tanda bahwa kami harus kembali melanjutkan perjalanan.

ini adalah hari ke tiga perjalanan saya melintasi bumi celebes. saya sudah tidak sabar lagi untuk sampai ke titik pemberhentian terakhir.. Manado..

Komentar

  1. barusan baca...walau cerita lama tapi tetep aja enak dibaca....:)

    BalasHapus
  2. @ nitnot: makasih... ditunggu masukannya...

    @bunda azka: baru belajar kasian... hehehe
    cuma pengen rasain saja bagaimana rasanya

    BalasHapus
  3. suka touring juga yaaah, kpn2 kita touring bareng..:D

    BalasHapus
  4. wah menarik tuh doni...
    masih banyak jg tempat yang belum saya datangi...
    kyaknya asyik kalau bisa touring rame rame...hehehe

    BalasHapus
  5. kalo mau touring ke manado lagi atau kemana bareng yuuk saya jg suka touring malah cuma pake skuter matic hhehe saya di daerah wotu luwu timur sulsel email ku windows.satelite@gmail.com

    BalasHapus

Posting Komentar

silahkan tulis komentar anda di sini