Jalan Makassar di Penuhi Loper Dadakan

Tadi malam, hampir setiap jalan protokol dan lampu merah dikerumuni loper Koran. Di Jalan perintis saja hanya selang dua meter ada lagi loper. Uniknya, loper Koran ini tak seperti loper Koran biasanya yang cumal, pakaian kusam, anak kecil dan tidak menggunakan sandal. Tapi loper ini malah sebaliknya. pakaiannya bersih, bermerk, pakai sepatu, ada yang pakai tas punggung. Ada apa sebenarnya?



Malam kemarin, Makassar mendadak ramai dengan loper Koran. Hampir setiap lampu merah dan jalan jalan protokol ada loper korannya. Satu lampu merah bahkan diisi dua sampai lima loper Koran. Bahkan di jalan protokol Makassar seperti Perintis Kemerdekaan dan Pettarani hanya berjarak 2 meter ada lagi loper koran.

Hal yang menarik. Semua loper korannya tak seperti loper Koran dihari hari biasanya. Berpakaian cumal, kusam, anak anak kecil, biasanya tak memakai sandal. Tapi loper Koran malam tadi, ada yang menggunakan helm, baju bermerk, sepatu, dan memakai tas punggung. Di antara loper Koran ini juga ada cewek yang ikut menjual dengan setelan yang bagus pula. Aneh kan.

Cek per cek ternyata semua loper Koran itu adalah mahasiswa. Meski hanya jadi loper Koran dadakan. Tapi gayanya untuk menarik pembeli tak kalah dengan yang sudah sering menjual. Mereka beraksi dengan gaya masing masing.
Seorang loper koran berusaha menjual korannya/arman

Saat traffic light berubah tanda jadi merah, para loper ini mulai bergerak. Kalau di balapan hijau berarti maju, tapi dalam aturan loper, lampu merah baru artinya maju. Mereka bergerak dari satu mobil ke mobil berikutnya. Dari motor yang satu ke motor berikutnya. Pokoknya semua orang ditawari.

“Pengumuman….pengumuman… “
“pengumuman SPMB bu…”
“Pengumuman SPMB pak..”
Teriak para loper menjajakan korannya.

Pemandangan ini berlangsung hingga tengah malam. Wow. Pikirku..
Bisa dibayangkan berapa jam mereka berdiri. Bagaimana dengan kakinya, apa tidak capek. Bagaimana dengan tenggorokannya. Apa mereka tidak sesak berteriak terus. Sebenarnya apa yang menyebabkan mereka bisa bertahan seperti itu?

Ternyata para mahasiswa ini lagi mencari dana untuk kegiatan mereka. Kebetulan pada malam tadi adalah malam pengumuman SNMPTN. Dan beberapa Koran telah mengeluarkan pengumumannya dalam bentuk cetak sesaat pengumuman melalui internet. Oleh karena itu mereka memberikan kesempatan ke para orang tua atau calon mahasiswa baru yang ingin segera mengetahui hasil tesnya tapi tidak memiliki koneksi internet. Apa mereka lulus atau tidak.

Dari hasil yang mereka peroleh, jumlahnya lumayan. Pantas saja banyak yang tertarik jadi loper Koran.

Pengalaman jadi Loper Koran

Saya juga sempat penasaran seperti apa jadi loper Koran. Jadi, malam tadi saya juga ikut jadi loper Koran. Tapi bukan karena cari dana, tapi sekadar iseng.

Suasana lampu merah/arman

Setelah mendapatkan korannya, saya bersama teman memilih lokasi yang kurang saingan tapi berpotensi. Saya memilih lampu merah perapatan Andi Tonro, Makassar. Karena lokasi ini sangat potensial, ada yang menuju ke kota dan ada juga yang menuju pulang ke rumah. Jadi ketemu di lampu merah ini. Katanya salah satu tips jadi loper sukses adalah cerdas memilih lokasi dan pasar.

Tak menunggu terlalu lama, saya berhasil mendapat pembeli. Pembeli pertama saya adalah orang kaya, mengendarai mobil sedan hitam.

Saya pikir dia tidak mau karena menurutku harga yang saya sebut terlalu mahal, tapi berapa lama kemudian lampu berubah jadi hijau. Wah kayaknya tidak jadi. Mobil sedan yang ia kendarai mulai melaju. Tapi dari dalam sayup kedengaran bahwa ia mau. Dan menunjuk arah depan. Maksudnya dia mau bayar setelah lampu merah. Akhirnya saya mengejarnya dari belakang. Dan transaksi pun berlangsung. Penjualan pertama berhasil.

Saya berkesimpulan bahwa pembeli potensial adalah yang naik mobil mewah dengan ada ibunya ikut di mobil. Soalnya kalau ayahnya saja biasa tidak terlalu peduli dengan hal seperti ini.

Yang menarik juga, rupanya kalau jadi loper orang harus agresif. Kalau Cuma tinggal diam dan menunggu, biasanya korannya tidak laku. Banyak yang mau beli, Cuma terkadang malu, tidak tahu barang yang dijual sehingga lewat begitu saja.

Penjaja Koran harus berteriak sehingga menarik minat pengguna jalan. Kalau bisa teriakkan informasi yang ada di Koran. Seperti teriakan penjual yang sudah saya tulis di atas. Dengan seperti itu saya akhirnuya mendapat banyak pembeli. Yang sebelumnya sepi sekali.

Hal yang saya dapat juga dari menjual Koran adalah staminanya kuat. Bayangkan saja saya hanya berdiri satu jam tapi sudah capek. Bagaimana dengan yang berjualan setiap hari ya. Bagusnya saya tidak perlu kepanasan. Bagaimana dengan mereka yang berjualan dari pagi hingga siang. Wah. Hebat. Salut.

Tapi dari semuanya, ternyata jadi loper Koran asyik juga. Bisa teriak teriak bebas. Orang tidak ada yang peduli. Kalau ada yang lagi pusing dan ingin teriak teriak tapi tidak mau di kira gila. Coba saja jadi loper Koran.. hhehheheh.

Komentar

  1. Ha ha ha...Bagus - bagus...
    Tapi Asik - asikan koq gak ngajak sy sih Ka'?
    Tempat sy dekat - dekat tempat K,Arman jd loper.... rencana mau bantuin.. *bantu dengan Do'a dan support..hihi

    BalasHapus
  2. hahaha...
    bisa juga..
    kenapa tidak kepikiran yah..

    BalasHapus
  3. waaaah.. pengen juga nie dari dulu dapet pengalaman dilapangan langsung. keren kak. laen kali ajak-ajak juga donk.hehehe

    BalasHapus
  4. sip.
    kalau ad event atau nanti dikabari...

    BalasHapus
  5. Boleh boleh .. jempol deh ide kreatifnya :)

    Mugniar
    http://mugniarm.blogspot.com

    BalasHapus

Posting Komentar

silahkan tulis komentar anda di sini