Lakukanlah perjalanan
di waktu luangmu. Karena bisa jadi nanti kamu ingin melakukan perjalanan
namun kesulitan mencari waktu luang. –anonim-
***
Pesona rammang-rammang telah menjalar dari mulut ke mulut
dan menyebar di berbagai media sosial. Pemandangan alam yang natural dan
sensasi perjalanan menyusuri sungai menjadikan rammang-rammang banyak
dikunjungi. Pengalaman yang jarang ditemukan di tempat lain. Oleh karena itu, rasanya
sayang jika belum berkunjung. Lagian, tempatnya tidak terlalu jauh dari Makassar.
Rencana perjalananpun akhirnya disusun. Minggu, 20 September
2015, tepatnya Pukul 09.00 Wita waktu kumpul yang ditentukan. Namun kami baru
berangkat satu jam setelahnya. Sebanyak empat motor mulai melaju melewati perbatasan Makassar-Maros.
Dan tak terasa, kurang lebih setengah jam kami pun tiba di Dermaga Rammang-Rammang,
Desa Salenrang. Saat tiba, beberapa mobil dan motor telah terparkir disana.
Malah beberapa rombongan terlihat antri naik ke atas perahu. Rupanya, selain
kami, banyak juga yang tertarik ke rammang-rammang hari itu.
Soal sewa perahu, berdasarkan hasil keputusan antara
pemerintah desa dan pemilik perahu per 13 Agustus 2015, tarif ditentukan
berdasarkan jumlah penumpang. Untuk jumlah penumpang satu hingga empat orang sewanya Rp. 200.000,-,
lima hingga tujuh orang Rp.250.000,- dan delapan hingga sepuluh orang ke atas
Rp.300.000. Oleh karena kami hanya bertujuh, maka kami menyewa satu kapal
dengan tarif sebesar Rp.250.000,-.
Dari dermaga, kami mulai menyusuri sungai dengan barisan pohon nipa di sisi kiri dan
kanannya. Selain itu, jejeran pegunungan yang nampak dikejauhan membuat
pemandangan tambah eksotis. Sesekali kami melewati beberapa batu gunung dan
terowongan batu. Untuk memudahkan perjalanan, pemerintah menambah beberapa
marka (petunjuk) jalan seperti tikungan tajam, jalan berkelok, dan persimpangan.
Setelah kurang lebih 10 menit di atas perahu, akhirnya
sampai juga di Desa Rammang-rammang. Sepanjang desa nampak sawah dan beberapa
tambak yang dikelilingi oleh gunung yang menjulang. Namun sayangnya kami berkunjung
di musim kering. Sehingga tampak gersang. Lebih baik berkunjung saat musim
tanam. Sehingga bisa melihat suasana alam pedesaan yang hijau dan segar dibalut
dengan pemandangan latar gunung yang elok.
Selama berkunjung di Rammang rammang, nampak pemerintah
setempat mulai sadar akan potensi wisata yang dimiliki. Sehingga beberapa
fasilitas seperti mushallah, pendopo, dan dermaga mulai dibangun dan
diperbaiki. Selain itu, awal September lalu, pemerintah melalui Dinas
Pariwisata telah menyelenggarakan Festival Rammang-Rammang, sebagai bentuk
pengenalan rammang-rammang sebagai objek pariwisata baru.
Petualangan tak hanya sampai disitu. Setelah kembali ke dermaga, masih ada satu tempat yang tak
kalah menarik. Yakni sebelum dermaga terdapat satu lokasi yang menyimpan
gugusan batu-batu cadas karst yang menjulang. Pemandangan batu karst ini
terbilang unik, karena sangat jarang ditemukan di tempat lain.
Berikut dokumentasi selama perjalanan.
Dermaga Rammang-rammang |
berkunjung lagi kemari setelah sekian lama absen, saya kira tadi remang-remang ngapain mas arman di tempat remang remang ternyata keren tempatnya, kl saya ke makassar ajakin saya jokka jokka ya :)
BalasHapuswah.. jalan jalan ke makassar kak tia... nanti diajak keliling....
BalasHapusKirain tadi di remang-remang hehe :)
BalasHapusKirain tadi di remang-remang hehe :)
BalasHapushehehehe...
Hapuskalau dilihat sekilas mirip yah...