Mencoba Onyop di Sandakan


Onyop merupakan salah satu makanan khas Luwuk Banggai, dan sayang jika ke Luwuk dan belum mencicipi Onyop.

Beberapa waktu lalu saya berkunjung ke Sandakan, Biak, Luwuk Banggai. Tempat ini merupakan salah satu tempat wisata keluarga yang ramai dikunjungi oleh warga sekitar Luwuk. Tempatnya tidak seindah dan seterkenal Pantai Kilo Lima atau Air terjun Salodik. Tapi jangan salah, jumlah orang yang berkunjung tidak kalah.

Pertamanya saya agak takjub melihat jumlah pengunjungnya. Tapi itulah yang terjadi. Saat masuk, motor dan mobil telah banyak terparkir. Teriakan anak-anak yang histeris bermain air, ditambah teriakan orang dewasa yang sekali-kali menegur anaknya menjadikan tempat tersebut riuh. Padahal cuma sungai dangkal. Tapi saat berkeliling, hampir tidak ada tempat yang kosong di sepanjang aliran sungai tersebut. Semua telah terisi. ada yang duduk di balai-balai yang telah disiapkan. Bagi yang tidak kebagian, mereka menggelar tikar sambil membakar ikan yang telah dipersiapkan dari rumah.

Dari sini saya melihat, bukan persoalan tempatnya bagus atau tidak. Tapi bagaimana tempat itu bisa jadi tempat kumpul keluarga. Menghabiskan waktu seharian. Orang tua tidak perlu khawatir anaknya tenggelam. Karena airnya cuma setinggi lutut. Jadi anak anak kecil bebas berenang, orang dewasa bebas bercengkrama, tertawa bersama sambil bakar bakar ikan.

Anak-anak bermain, berenang dan kejar-kejaran di aliran Sungai Sandakan
 
Warung Makan di Sandakan, Biak, Luwuk Banggai


Bagi yang tidak bawa bekal, tidak perlu khawatir. Karena di beberapa spot, terdapat rumah makan. Menunya pun beragam. Mulai dari pisang goreng, kopi, teh. Sampai ada makanan khas Luwuk Banggai, Onyop. Makanan yang terbuat dari sagu dan disajikan bersama kuah asam.

Sebenarnya sudah lama ingin mencicipi makanan khas ini. Tapi belum pernah ketemu. Dan kebetulan sekali saat berkunjung ke Sandakan ini baru ada yang jual. Akhirnya, karena penasaran, saya memesan satu porsi. Tapi, karena banyak pengunjung, saya pun harus bersabar menunggu makanan yang saya pesan. Dan Tidak lama, pelayan pun mengantarkan satu mangkuk besar ikan kuah asam untuk porsi tiga orang, sagu yang sudah dipanaskan, jeruk, garam, lombok, dan ubi yang disiapkan terpisah.

Karena baru pertama kali, kami minta bantuan pelayan untuk mendemonstrasikan cara menyantap onyop. Sebenarnya cara penyajiannya agak unik. Sagu yang kental diambil menggunakan bantuan sumpit dan dicampur dengan ikan kuah asam. Garam, dan bumbu penyedap lainnya dicampur sesuai selera. Dan onyop pun siap disantap.

Secara penampilan, makanan ini sebenarnya mirip dengan makanan kapurung di makassar. Bedanya kalau kapurung, ada sayurannya. Dan soal rasa, makanan ini cepat masuk dalam perut, tidak perlu terlalu lama dikunyah dan yang paling penting mengenyangkan.

Setelah puas makan onyop, sebagai penutup ada ubi kayu yang sudah di masak. dengan kopi sebagai temannya. Dan lengkaplah sudah. Misi makan makanan khas luwuk banggai.


Mulai atraksi menggunakan sumpit sebelum makan onyop

Komentar

Posting Komentar

silahkan tulis komentar anda di sini