Awal Mula...

Kisah ini entah berawal dari mana. Saya tidak tahu dengan pasti. Semuanya hanya berlalu seiring waktu yang terus berputar. Banyak sudah hal yang terjadi, baik yang sengaja maupun tidak. Mulai dari hal yang serius hingga hal yang paling lucu.
Pada detik saya menulis ini, saya mencoba untuk mengingat, kapan awalnya?

One years ago


Saat musim telah berganti, semua ruangan terasa dingin. Hujan tak henti hentinya mengguyur kampus merah. Seakan ada pesan yang dititip langit lewat butir butir hujan yang jatuh ke tanah.

Semuanya normal. Orang orang yang ada disekitarku. Tak ada yang berubah selain musim pada hari itu. Di sudut ruangan saya duduk melihat keluar. Memandangi air hujan yang mengalir di luar kaca jendela. Membentuk sebuah alur yang berliuk liuk.
Saya hanya terdiam dan tak berpindah selama beberapa menit. Hanya memandangi keluar jendela. Orang orang disekitarku, saya tidak peduli. Apa yang mereka kerjakan, tak jua mengalihkan pandanganku.

Tapi, tak lama, saya piker bosan juga duduk di kursi yang tengahnya sudah hmpir jebol. Punggungku terasa keram. Dan hujan yang tadinya deras, berangsur angsur reda. Tak ada lagi kesenangan di sana.
Untung saja ada teh hangat yang menghilangkan sedikit kebosanan. teh itu datang tanpa saya minta. Seakan orang yang membuatnya tahu, bahwa saya mau minum teh tanpa pesan terlebih dahulu. (hebat juga saya piker).

Dua tiga teguk, teh itu masuk dalam tubuhku. Melewati kerongkongan usus dan sampai ke lambung. Dari lambung, kehangatan teh itu menyebar keseluruh organ dalam tubuhku, melalui pembuluh darah. Hingga saya tidak lagi merasa kedinginan.
Banyak terima kasih saya haturkan kepada pembuat teh yang saya minum kala itu.

***

Malam mulai larut. Saya perhatikan jam yang ada di telpon genggam bututku menunjukkan pukul 11 malam. Malam itu, saya lewatkan dengan bercengkrama dengan beberapa orang. Mulai dari hal yang tidak penting sampai guyonan lama keluar satu persatu. Hingga akhirnya satu persatu mulai out dari lingkaran pembicaraan itu (forum cengkrama bebas). Karena rasa ngantuk.

Sekarang hanya menyisakan saya dan satu orang yang saat itu saya tidak kenal sedikit pun.

Waktu telah menunjukkan pukul satu dini hari. Mataku sudah tak bisa lagi tertutup. Saya juga tidak tahu. Yang jelas kalau sudah lewat pukul 12 malam. Saya sudah tidak bisa tidur lagi. Saya seakan kena kutukan…mudah mudahan tidak.

Pembicaraan terus berjalan. Temanya mulai ngawur. Kadang berbicara soal sekarng, kadang melompat lagi ke masa depan, dan berputar kembali ke masa lalu (masa sma, yang kata orang adalah masa yang paling menyenangkan).

Pembicaraan lebih banyak dimonopoli oleh orang yang ada di hadapanku. Saat itu, tak banyak hal yang perlu saya bicarakan, karena memang tidak ada yang penting dan hal menarik yang harus saya bagi. Saya lebih banyak mendengar bagaimana kisahnya.

Bagaimana perjuangannya selama sma, bagaimana dia bersama teman temannya membangun sebuah kebersamaan dalam bingkai kekeluargaan. Bagaimana ia sukses membuat acara. Bagaimana ia berusaha untuk merangkul teman temannya. Dan bagaimana ia memperjuangkan apa yang menurutnya benar.

Waktu terus berputar. Tapi saya tak merasa hal itu lama dan membosankan. Saya merasa dibawa ke tempat yang dia ceritakan. Saya bisa merasakan berada di tempat itu. Melihat apa yang dia kerjakan. Melihat apa yang coba dipikirkannya. Amazing…
Tapi seberapa kuat kutukan yang ada, saya juga tidak bisa melawan tubuhku yang butuh istrahat. Tiap detik dari hari itu, sangat menarik. Meskipun saya lebih banyak hanya mendengar. Tapi menarik.

Akhirnya, saya pun menyerah. (saya melambai ke kamera=tanda menyerah).

Saya pun tertidur.


Cerita bersambung.

Komentar